Peralatan dan kebutuhan aquascape
idrisaquadesigen menjual tanaman aquascape
dengan kualitas terbaik langsung dari tempat pembibitan (Farm). Hal
ini kami lakukan untuk menghindari periode display di toko yang
seringkali melemahkan tanaman. Kami dapat melakukan pengiriman via
kurir langsung (untuk area Jakarta) dan menggunakan jasa ekspedisi
keseluruh Indonesia.
idrisaquadesigen juga memberikan layanan untuk design aquascapeFLORA
1.
2.
Glossostigma Elatinoides
Glossostigma ElatinoidesPer lempeng 10x10cm.- Genus: Glossostigma
- Keluarga: Scrophulariaceae
- Struktur: Stem
- Asal: Selandia Baru
- Tinggi: 2-3 cm
- Lebar: 3-5 cm
- Light: Tinggi
- Temp: 15-28 ° C
- Ph: 5,5-7,5
- Kesulitan: Hard
- Pertumbuhan: Cepat
- harga RP.25 000
Glossostigma elatinoides merupakan salah satu tanaman foreground terkecil yang tersedia untuk aquascape.
Glosso dipopulerkan oleh Takashi Amano pada tahun 1980-an, ketika ia
membuat aquascape yang menakjubkan dengan foreground (karpet) Glosso.
Cahaya tinggi (> 3wpg) akan membuat pertumbuhan glosso kompak dan
membuat tanaman ini tetap kecil dan merambat serta cepat menyebar
menjadi karpet. Jika tidak, glosso akan tumbuh tegak untuk mencari
cahaya. CO2 juga sangat diperlukan oleh glosso untuk berkembang dengan
cepat.
Untuk menanam glosso diperlukan kesabaran yang cukup karena batangnya
yang cukup kecil. Cara menanamnya dengan memasukan akar kedalam
substrate sampai hanya terlihat daunnya saja. Glossostigma akan
membentuk karpet padat jika kondisi yang dibutuhkan terpenuhi.
3.
Hair Grass Japan
Hair Grass Japan – Eleocharis Sp. adalah salah satu jenis tanaman yang sangat cantik untuk dijadikan sebagai foreground, mengeluarkan runner dalam beberapa hari dan berwarna hijau muda / olive.harga RP25 000
4.
Windelov
Microsorum pteropus Windelov
|
5.
Echinodorus Red Special
Echinodorus ‘Red Special’ Per potharga RP35 000
6.
Fissiden Fontanus
Fissiden fontanus adalah salah satu jenis fissiden yang paling banyak diminati oleh aquascapers karena warna hijaunya dan bentuknya yang sangat menarik. Nama lainnya adalah phoenix fissiden atau US fissiden karena berasal dari kawasan united states.Dijual per lempeng 10×10 cm.
harga RP100 000
FAUNA
1.
Otocinclus Affinis
Otocinclus merupakan keluarga besar Loricariidae dan salah satu yang terkecil dari jenisnya. Biasanya berwarna hitam/cokelat dengan tubuh dibumbui warna belang putih. Otocinclus tumbuh hingga 5cm.Memakan hampir semua jenis algae tanpa merusak daun otocinclus dapat menekan pertumbuhan algae sampe tingkat paling rendah. Jika tidak ada algae didalam aquarium, otocinclus dapat diberi makan dengan zucchini (timun jepang) seminggu sekali. Rebus selama 2 menit dan biarkan dingin sebelum diberikan. Tempatkan zucchini di bagian bawah atau bahkan lebih baik pada potongan kayu (daerah yang mudah dilihat oleh oto.
Jangan biarkan zucchini terlalu lama dalam aquarium setelah 2 hari angkat dan ganti baru. jangan terlalu sering memberikan pakan komersil seperti algae wafer atau pakan ikan, ini akan membuat oto malas makan algae, berikan makanan natural seperti selada, bayam, mentimun.
Pastikan bahwa kondisi aquaarium dalam keadaan mature dan padat tanaman. Berikan sirkulasi dan filtrasi air yang baik. Oto juga dapat berenang berkelompok jika dipelihara dalam jumlah besar, dapat hidup sampai dengan 5 tahun. Oto juga tidak dapat hidup di suhu yang terlalu panas.
Beberapa jenis otocinclus spesies :
- Otocinclus Affinis
- Otocinclus cocama (Zebra Otocinclus)
- Otocinclus Lemon
2.
Siamese Algae Eater
(Siamese Algae Eater – Crossocheilus siamensis)Pemakan algae yang cukup efektif, memakan alga benang dan black brush algae (algae sikat) yang seringkali diabaikan oleh ikan / pemakan algae yang lain. Mereka juga memakan planaria (cacing pipih) yang dapat menjadi gangguan di dalam akuarium.
SAE bisa sedikit teritorial dengan spesies mereka sendiri, sebaiknya dipelihara sendiri atau dalam jumlah 5 atau lebih dalam aquarium yang besar.
Berbeda dengan chinese algae eater (CAE), SAE memakan lebih banyak alga daripada CAE. CAE akan berhenti makan algae ketika tumbuh menjadi besar. CAE juga bisa menjadi agresif, dan mengganggu ikan lainnya. Ukuran aquarium untuk sepasang SAE dewasa adalah 100 liter (25 galon). Akuarium harus panjang dan memiliki banyak tanaman hidup.
SAE merupakan ikan yang sangat kuat, mudah untuk dipelihara dan diberi makan, jika algae telah habis, boleh diberikana makanan ikan seperti flake, pelet, makanan hidup, sayuran dll. SAE cukup rajin dalam menyingkirkan algae dari tanaman. Jangan biarkan mereka kehabisan bahan makanan atau moss anda akan botak dijadikan cemilan. SAE juga merupakan salah satu ikan cukup kuat dalam melompat.
harga RP 15 000 (stok sedang habis)
3.
Udang Yamato
Caridina multidentata – Udang Amano – Udang Yamato
|
harga RP8 000
4.
Red Bee Mosura (Grade SSS)
Red Bee Mosura (Grade SSS) minimum pemesanan 2 ekorharga RP75 000
7 style/gaya dalam aquascape
Dari berbagai gaya aquascaping yang ada saat ini, ada dua gaya yang
mendominasi, yaitu Nature Style dan Dutch Aquascaping Style. Padahal ada
banyak gaya lain yang menjadi sumber inspirasi dalam dunia
Aquascaping, antara lain:
* Nature Aquarium Style
* Dutch Styles
* German Style (Open Style)
* Zen Garden Aquascapes
* Taiwanese Style
* Wabi-Kusa Style
* El Natural Style
mari kita lihat satu-persatu:
Nature Aquarium Style
Gaya ini dipopulerkan oleh Takashi Amano melalui buku-bukunya, dan juga
kompetisi aquascapingnya. Kebanyakan aquascaper mengacu pada gaya ini
sebagai gaya yang ingin dikuasai dan dicapai. Gaya ini didasari pada
meniru dan menangkap keindahan alam dalam aquarium sesorang, inilah
kenapa disebut gaya "nature" (alami). gaya ini didesain untuk membuat
aquascape yang simple dan terlihat natural. namun, terlepas dari
pendekatannya yang simple, gaya ini sangat rumit dan tidak simpe.
Berikut beberapa contoh gaya ini yang didesain oleh Takashi Amano
Dutch Aquarium Style
Salah satu gaya aquascaping yang tertua, dan bagi sebagian orang
merupakan aquascaping dengan pengaturan tata letak yang paling sulit
untuk dikuasai. Gaya ini didasari oleh penyusunan tanaman-tanaman yang
berwarna-warni penuh semangat dan menanamnya dalam kelompok-kelompok
yang padat dan seragam. Aquasacper menemukan "depth" (kedalaman) dan
"height" (ketinggian) dalam tata letak dengan mengikuti aturan "Golden
Rule" atau "The Rule of Thirds". Singkatnya, aturan visual ini membagi
sebuah aquascape atau gambar menjadi tiga bagian, dan menenpatkan "focal
points" (titik pandang/fokus) di setiap bagian. Gaya Dutch ini
menunjukkan penguasaan teknik memangkas (trimming), penempatan tanaman
dan pemilihan tanaman.
berikut beberapa contoh aquascape bergaya Dutch dari Netherland
German Open Style
Gaya ini lebih dikenal sebagai kombinasi dari penanaman emersed (separuh
tenggelam) dan submersed (tenggelam). Gaya ini juga dikenal dengan
Biotope atau paludarium. Perancang atau aquascaper gaya ini seringkali
memulai dengan menanam tanaman submergerd dan membiarkannya tumbuh dan
muncul sampai ke luar aquarium. Kombinasi tanaman air dan tanaman lembab
lainnya membuat gaya ini menarik, sehingga menciptakan suasana alami
layaknya di sekitar air terjun, atau ditebing-tebing di tengah hutan.
Berikut beberapa contoh gaya ini dari Hans Paludarium dan Tuncalik Biotope:
Zen Garden Aquascapes
Jika anda pernah melihat atau berada di taman bergaya oriental, anda
akan merasakan ketenangan dan keseimbangan dari pandangan dan lingkungan
sekitar. Gaya Zen ini seringkali dibayang-bayangi oleh gaya natural,
yang mengambil prinsip dasar Zen dan mengembangkannya lebih lanjut ke
dalam prinsip keseimbangan alamiah. Gaya Zen memfokuskan pada penciptaan
tata letak yang rumit namun anggun dari kombinasi antara tanaman dan
hardscapes (batu, kayu, dll). Taman bonsai merupakan contoh yang bagus
untuk menggambarkan tata letak ini.
Zen menekankan pada relasi antar objek (dominasi dan subordinasi), sedangkan gaya Nature lebih kepada penciptaan tata letak yang natural (keseimbangan alamiah). Ada aturan estetika Jepang kuno yang mengatur tata letak sebuah Taman Zen (baik dalam aquarium maupun pada landscape). Contohnya, posisi bebatuan harus diatur dan disusun sedemikan rupa agar memenuhi prinsip Taman Zen. Tata letak Iwagumi dengan 3 batu misalnya, menggambarkan penggunaan teknik ini.
Zen menekankan pada relasi antar objek (dominasi dan subordinasi), sedangkan gaya Nature lebih kepada penciptaan tata letak yang natural (keseimbangan alamiah). Ada aturan estetika Jepang kuno yang mengatur tata letak sebuah Taman Zen (baik dalam aquarium maupun pada landscape). Contohnya, posisi bebatuan harus diatur dan disusun sedemikan rupa agar memenuhi prinsip Taman Zen. Tata letak Iwagumi dengan 3 batu misalnya, menggambarkan penggunaan teknik ini.
Berikut beberapa contoh Gaya Zen Garden dan Iwagumi dari Pjan dan Amano :
Taiwanese Style
Gaya ini semakin hilang
dalam beberapa tahun terakhir. Gaya Taiwan ini berasal dari gaya Dutch,
Zen Garden dan Gaya Naturenya Amano, yang bertujuan untuk menciptakan
aquascape dengan dataran tinggi dan kedalaman. Selain mengatur
tinggi-rendahnya, figur-figur replika kecil, bangunan atau objek
lainnya yang diletakkan di dalam aquascape menunjukkan ciri khas gaya
ini. Tujuan akhirnya adalah menciptakan pemandangan yang hidup.
Berbeda dengan gaya nature, gaya Taiwan ini mencoba menangkap pemandangan apa adanya dan sedetil mungkin. Sedangkan gaya Nature lebih abstrak.
Berbeda dengan gaya nature, gaya Taiwan ini mencoba menangkap pemandangan apa adanya dan sedetil mungkin. Sedangkan gaya Nature lebih abstrak.
Berikut beberapa contoh Taiwan Style, dari ADA 2001, SuperWen, dan Oliver Knott
Wabi-Kusa Style
Gaya yang bersumber dari aquascape Jepang, diperkenalkan oleh Amano.
Wabikusa memfokuskan pada penciptaan taman submersed/emersed. Bayangkan
sebuah taman bonsai dan menenggelamkan separuhnya ke dalam air. Tanaman
dalam gaya ini ditanam dan diletakkan pada sebuah bola tanah, kemudian
diletakkan dalam sebuah tempat. Banyak aquascaper Wabikusa membuat
sebuah pulau bola berisi tanaman yang dikelilingi oleh air. Pengaturan
tanaman dalam Wabikusa juga dipengaruhi oleh Ikebana, yaitu seni
merangkai tanaman/bunga dari Jepang.
Beberapa contoh Wabi-Kusa, dari Steven Chong, ADA, dan Ko WW
El Natural Style
Gaya ini sangat berbeda dengan gaya aquascaping lainnya. Meskipun Gaya
El Natural lebih merupakan teknik penumbuhan tanaman yang melibatkan
penggunaan pencahayaan alami, tanah, dan penggantian air yang jarang,
aquarium dengan gaya ini seringkali memiliki citarasa dan gaya
aquascaping tersendiri. Gaya ini didesain dan diperkenalkan oleh Diana
Walstad yang merupakan ahli lingkungan dan pengarang terkenal. Anda
hampir tidak akan pernah melihat aquascape gaya ini dalam
kompetisi-kompetisi aquascape utama, tetapi gaya aquarium ini banyak
yang menyukai karena bergantung dan mengakar pada alam (bukan pada
lingkungan buatan). Gaya ini menggunakan tanah biasa sebagai substrate,
menggunakan tanaman sebagai filter, dan kotoran ikan sebagai pupuk,
sehingga menciptakan ekosistem alami dalam aquarium.
Berikut beberapa contoh aquascape Gaya El Natural, dari Diana Walstad, Tom Barr dan Gordon Hartmann (1st price AGA 2004)
sekian terimaksih.....
Pengertian aquascape
Baru-baru ini muncul sebuah hobi baru saya yaitu membuat aquascape. Aquascape adalah
kegiatan yang lebih bersifat seni dalam mengatur dan menanam tanaman
air, batu dan kayu dalam cara yang menyenangkan secara estetis di dalam
aquarium sehingga memberikan efek berkebun di bawah air. Aquascape
adalah suatu hobie baru dalam kalangan para penggemar ikan hias. dalam
aquascape ini bukan ikan yang menjadikan sebagai subject utama, dan
justru ikanlah yang menjadi tampilan pembantu. Artis sebenarnya dalam Aquascape adalah “seni menanam tanaman”.
Berawal dari saya menemukan aquarium bekas yang sudah lama tidak terpakai. Munculah ide untuk membuat aquascape. Setelah konsep terbentuk, pertama kali yang saya lakukan adalah membersihkan aquarium bekas yang masih kotor akibat lama tidak terpakai. Kemudian belanja perlengkapan dan keperluan yang dibutuhkan untuk membuat setup aquascape. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah pasir, kayu, batu, lumut, serta tumbuhan-tumbuhan lain yang bisa hidup di air. Setelah bahan dan aquarium siap, pekerjaan pun dimulai. Pertama meletakan pasir kedalam aquarium sebagai dasaran. Kemudian mensetting lumut dan tanaman untuk scapenya. Setelah selesai semua, baru dipasang kedalam aquarium sesuai konsep awal. Memasukan air sesuai ukuran aquarium. Dan yang terakhir memasang perlengkapan aquarium seperti filter, hitter, lampu dll. Setelah satu hari terlihat normal dan tidak ada masalah pada scape yang saya buat, barulah memasukan ikan hias sebagai penghias. Ikan manfish, ikan neon dan, ikan rednose sudah berenang meghiasi scape yang saya buat.
Berawal dari saya menemukan aquarium bekas yang sudah lama tidak terpakai. Munculah ide untuk membuat aquascape. Setelah konsep terbentuk, pertama kali yang saya lakukan adalah membersihkan aquarium bekas yang masih kotor akibat lama tidak terpakai. Kemudian belanja perlengkapan dan keperluan yang dibutuhkan untuk membuat setup aquascape. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah pasir, kayu, batu, lumut, serta tumbuhan-tumbuhan lain yang bisa hidup di air. Setelah bahan dan aquarium siap, pekerjaan pun dimulai. Pertama meletakan pasir kedalam aquarium sebagai dasaran. Kemudian mensetting lumut dan tanaman untuk scapenya. Setelah selesai semua, baru dipasang kedalam aquarium sesuai konsep awal. Memasukan air sesuai ukuran aquarium. Dan yang terakhir memasang perlengkapan aquarium seperti filter, hitter, lampu dll. Setelah satu hari terlihat normal dan tidak ada masalah pada scape yang saya buat, barulah memasukan ikan hias sebagai penghias. Ikan manfish, ikan neon dan, ikan rednose sudah berenang meghiasi scape yang saya buat.